Level-level budaya organisasi
Para pakar mengemukakan model- model hubungan dimensi
hubungan ant r dimensi – dimensi budaya organisasi. Edgar H. Schein ( 1985)
melukiskan budaya organisasi dalam 3 level. Ketiga level tersebut adalah :
Level 1 : Artefak. Level ini merupakan dimensi
yang paling terlihat dari budaya oraganisasi, merupakan lingkungan fisik dan
sosial organisasi . Pada level ini orang yang memasuki suatu organisasi dapat
melihat dengan jelas bangunan output (barang dan jasa), teknologi , bahasa
tulis dan lisan, produk seni, dan perilaku anggota organisasi. Anggota
organisasi sering tidak menyadari mengenai artefak budaya organisasi mereka,
tetapi orang luar organisasi dapat mengamatinya dengan jelas.
Level 2 : Nilai- nilai . Semua pembelajaran
organisasi merefleksikan nilai-nilai n organisasi, perasaan mereka
mengenai apa yang seharusnya berbeda dengan apa yang ada . Jika anggota
organisasi menghadapi persoalan atau tugas baru, solusinya adalah nilai-nilai.
Misalnya , perusahaan yang baru didirikan mengalami penurunan penjualan
produknya. Pemimpin perusahaan menyatakan ‘’ kita harus meningkatkan iklan dan
menerobos pasar baru untuk meningkatkan penjualan’’. Pernyataan ini dijabarkan
dalam kegiatan operasi anggota organisasi dan berhasil. Kepercayaan pemimpin
ini merupakan nilai- nilai dari pemimpin.
Level 3: Asumsi dasar . Jika solusi yang
dikembangkan pemimpin perusahaan dapat berhasil berulang- berulang , maka
solusi dianggap sebagai sudah seharusnya ( taken for granted ) . Apa yang
semula hanya merupakan hipotesis yang didukung oleh nilai- nilai , setelah
berhasil dianggap sebagai realitas dan kebenaran. Asumsi dasar merupakan solusi
yang paling dipercaya sama dengan teori ilmu pengetahuan yang sedang diterapkan
untuk suatu problem yang dihadapi organisasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar